sesal

 entah kenapa gue nulis ini. sebenarnya udah lama banget sejak gue ngalamin stress ini. baik dari segi kuliah, tugas, ataupun tekanan batin. mungkin ini ya yang disebut sebagai quarter life crisis. masa dimana sesorang mengalami struggle yang cukup berat di dalam hidupnya. singkat cerita , mari kita mulai

- semua berawal dari gue masuk kuliah. seminggu pertama masih aman-aman saja dan gaada halangan. mungkin dikarenakan masih awal, jadi gue bisa lumayan nyantai ( walaupun udah capek )

- lalu semua itu berubah saat. minggu kedua masuk. mulai dari kelas online, penugasan yang tidak sedikit, dan juga masalah tekanan finansial yang melanda.

gue stress , dan gue depresi. gua mencoba untuk nyari penyebab dan solusinya. setelah gue melihat-lihat, ternyata badan gue mungkin cukup lelah untuk semua pekerjaan dan deadline ini. dan setelah gue lihat lebih dalam lagi, gue baru sadar. batin gue sudah hancur ga bersisa.

kenapa ? gue dilanda masalah yang bertubi-tubi. dan semua masalah yang melanda gue gaada sangkut pautnya sama kegiatan fisik. semuanya melibatkan antara batin, finansial, dan jiwa.

gue merasa tertekan, gue bingung, gue gatau harus gimana jalanin hidup. terdengar mudah ? ohh mungkin emang mudah kali ya ? tapi gue tekankan sekali lagi. seseorang tidak akan pernah mengerti penderitaan orang lain sebelum dia mengalami penderitaan itu sendiri .  

-

malam itu gue ga bisa tidur, gue nangis se jadi-jadinya. padahal gue gatau apa yang gue tangisin. malam itu ummi gue masuk ke kamar dan melihat gue. gue luapin semuanya ke ummi. dan ternyata gue sadar. betapa menyesalnya gue karena masa lalu gue. mulai dari nurutin ego gue sendiri, idealisme gue yang tinggi, standar yang gue ciptain sendiri, semuanya perlahan menyiksa gue. sedikit demi sedikit

jujur, gue milih kampus gue kali ini berdasarkan karena sedikit yang minat. dan juga memang gue tergiur akan penghasilan dan prospek kerja jurusan gue itu. gue milih dengan idealisme gue yang tinggi agar tidak dipandang sebelah mata. gue juga memilih berdasarkan hobi gue. dan ternyata semua itu ..

SALAH. iya . gue salah.

kenapa ? dari situ gue merasa ga tenang dengan semua tugas yang gue jalanin. ini bukan keinginan dan kemampuan yang gue bener-bener bisa. ini cuma karena gue suka sama hobi gue aja. bahkan rasa antusias untuk mengerjakan tugas pun enggak.

gue salah karena gabisa bedain mana yang emang hobi mana yang emang kerjaan. harusnya gue milih karean emang gue merasa bisa, bukan atas dasar suka. kalian pernah lihat seorang guru saat ia sendiri / mengobrol dengan guru lainnya? apakah hobi mereka mengajar ? tentu saja tidak. di luar sana mereka pasti memiliki hobi lain untuk menjernihkan pikiran dari hiruk pikuknya pekerjaan. dan itu yang membuat gue tersadar.

-



tidak sedikit juga yang bikin gue merasa tertampar. ga sedikit juga hal-hal yang membuat gue akhirnya tersadar. dan gue tau sekarang prioritas gue : yang penting bisa mendapatkan hati yang tenang. tidak hanya itu, gue juga harus tau kemampuan gue seberapa. walaupun nanti gue jadi guru sekalipun ( yang jelas-jelas jauh jauh lebih dibawah pekerjaan yang gue impikan) gue merasa tenang. atau menjadi seorang tenaga kesehatan ( yang biasa-biasa saja ), walaupun secara glamor masih jauh dengan pekerjaan yang gue impikan, gue merasa tenang. kenapa ? karena gue menemukan ketenangan batin disitu.

bukan berarti gue membanding-bandingkan pekerjaan. enggak sama sekali. poin yang gue sorot adalah : carilah ketenangan hati, itu penting. dahulukan apa yang patut untuk di prioritaskan. kalau emang itu udah nyaman dan mendapat ketenangan, pasti akan diberi jalan bagaimanapun bentuk dan keadaan.

\

seenggaknya gue tau, apa dan siapa yang harus gue prioritaskan. guru agama gue pernah bilang, dia udah tua banget , dia juga udah mengalami berbagai pekerjaan yang dia inginkan dan dia damba-dambakan. tapi dia nggak menemukan ketenangan jiwa disana. akhirnya ia memutuskan untuk mencari pekerjaan yang biasa-biasa saja, namun dapat membuat hatinya tentram,

saat itu hari rabu, hujan di sore hari. gue mau pulang sekolah dan masih menunggu hujan reda. ketika itu beliau duduk disamping gue. kami berdua ngobrol santai sambil menunnggu hujan reda. sampai pada saat dimana beliau memberikan wejangan kepada gue : 

le, kita dalam menjalani hidup ini , yang terpenting adalah mencari ketenangan itu sendiri. mendahulukan urusan urusan yang membuat kita adem ayem. yang penting barokah. sekecil apapun hal yang kita lakukan. kalau barokah, pasti akan berbuah. ketenangan itu penting, le

seperti itu kata beliau.

-

malam ini gue menghadap laptop gue, menulis kalimat-kalimat ini sebagai bentuk penyesalan gue. seminggu terakhir gue berdoa agar diberi kejelasan, diberi ketabahan, diberi petunjuk untk menerjang dan menjalani ini semua. gue sadar apa aja yang sekarang harus gue prioritaskan : orangtua pastinya. dengan mereka gue bisa kuat. dengan mereka gue bisa bertekad. mereka selalu ada dikala gue susah. mereka selalu ada dikala gue gelisah. kasih sayang mereka pun belum sempat gue balas. bahkan jikalau gue menghabiskan seumur hidup untuk menyayangi mereka, gue rela. tujuan gue sekarang adalah melihat mereka bahagia. 

kalian ? hmm mungkin belum ada kepikiran di otak.  ini anak ngomong apaan sih ? dari tadi bahas bahas ginian kayak siraman rohani.  percayalah, akan datang suatu masa dimana kamu menyadari semuanya, akan datang suatu masa dimana kamu akan selalu mengingat mereka. akan datang suatu masa dimana kamu akan bingung dan hilang arah untuk menentukan jalan hidupmu. jika saat itu tiba, pesanku hanya satu, 


prioritaskan apa yang patut di prioritaskan. apa yang kamu cari di hidup ini ? temukan jawabanmu. jangan sampai kamu sesali semuanya. sekali lagi jangan. karena hidup, nggak ada yang tau




Comments